Fathi sekarang duduk di kelas 6. Kemarin di sekolah Ia bermain jual-beli dengan satu kelas. Termasuk Ibu guru mereka. Fathi sudah belajar jual-beli dari kelas 2. Juga bersama satu kelas. Jadi sudah jelas kalau Fathi sudah pintar berjual-beli. Bahkan di kelas ia menjual gantungan kunci. Kata Ibu guru boleh menjual barang atau makanan yang dapat langsung dimakan di sekolah asal yang dijual bukan mainan. Tidak hanya Fathi. Ada juga teman nya yang menjual sesuatu seperti puding, penghapus, dan barang-barang kecil lain nya. Ayah Fathi dirumah. Sedangkan Ibu jualan sayur di pasar.
Saat
ini sedang bulan puasa. Farel, adik Fathi rewel karena lapar. Akhirnya Ibu
menyuruh Farel puasa setengah hari. Farel masih 4 years old jadi wajar kalau
dia rewel. Sebenarnya Fathi cemburu terhadap adiknya. Tapi Fathi malu kalau
puasa setengah hari. Kan dia sudah kelas 6. Masa puasa setengah hari. Dia tidak
ingin ditertawakan temannya karena puasa setengah hari saja. Lagi pula nanti ia
akan mendapat hadiah pikir nya. Tapi tiba-tiba
“ Ah... no-no! Masa puasa demi
hadiah? Kalau begitu aku ikhlaskan saja.” Pikirnya lagi.
Seminggu
berlalu. Satu kelas Fathi betepuk tangan dan bergembira mendapat reward. Tapi
tidak dengan Fathi. Dia hanya diam melihat teman-teman nya.
“ Kamu kenapa Thi? Kok bengong? Sana
ambil reward nya.” Tiba-tiba Dimas, ketua kelas Fathi menghampirinya.
“Tidak Dim. Aku habis sakit kan
kemarin? Jadi tidak dapat reward” jawab Fathi dengan nada sedih.
Dimas
berusaha menghibur Fathi. Bagaimana tidak? Dimas dan Fahi bersahabat dekat. Dia
selalu bercerita sedih kapada Dimas. Bercerita kesal, malu, dan gembira selalu
kepada Dimas. Kalau cerita yang malu-malu sama yang lain kan malu. Tapi kalau
sama sahabat sejati tidak saling mengejek. Dimas memberikan beberapa hadiah
nya. Fathi sedikit terhibur.
“ Oh... iya! Thi nanti kamu shalat
tarawih nya dimana?”Tanya Dimas tiba-tiba.
“Aku nanti di masjid sini. Emang nya
kenapa?”Balas Fathi.
“ Nanti kita sebelahan yuk?!” Ajak
Dimas yang di balas dengan anggukan Fathi.
Setelah
shalat isya di rumah masing-masing Mereka menuju masjid dekat skolah mereka.
Fathi dan Dimas hanya perlu menaiki sepeda untuk sampai di sana. Jarak rumah
antara rumah Fathi dan Dimas juga berdekatan. Mereka adalah teman yang jarang sekali
terlepas. Kalau plajaran Al-Quran mereka tidak sekelompok. Tapi setelah selesai
pasti langsung bermain bersama. Tapi saat SMP mungkin mereka berbeda sekolahan.
Dan akan mendapatkan teman sejati yang baru. Kalau mereka sama sekolah SMP nya
mereka beruntung.
Besok
mereka akan berangkat Out Bond di Bandung. Fathi, Dimas, dan kenzo berjanjian
duduk bersebelahan. Kenzo sebelah jendela karena paling pendek, Fathi ditengah,
Dan Dimas paling pinggir. Kata Fathi agar kalau mau jatuh Dimas bisa menahan
mereka. Kenzo juga salah satu teman sejati mereka. Tapi kadang Fathi dan Kenzo
suka bermusuhan. Dimas hanya mengajak minta maaf. Biasanya Dimas juga ngambek.
Tapi kalau ada yang dia mau dari Fathi atau Kenzo. Langsung baikan terus minta
sesuatu deh.
Hari
Out Bond tiba. Seperti janji kemarin mereka
duduk bersebelahan. Kenzo memberikan beberapa permen karet kepada teman yang
mengingin kan nya. Fathi membawa citato rasa BBQ. Saat sampai di rest area
banyak yang pergi kekamar kecil. Yang paling banyak ke kamar kecil adalah anak
perempuan. Fathi ikut pergi ke kamar kecil. Fathi pergi kedalam bus saat sudah
selesai. Ternyata anak laki-laki sedang bermain Train To Busan. Kenzo mengganti
namanya menjadi Bus To Busan. Lalu Fathi menggantinya menjadi, Bus To Bandung.
Itu adalah nama yang paling cocok untuk mereka yang menaiki bus untuk pergi ke
Bandung.
Rest
area berikutnya Fathi tidak pergi karena tadi dia sudah pergi duluan. Giliran
yang belum ke kamar kecil yang berangkat. Setelah semua di absen bus mulai
berangkat. Fathi dibawakan Ibu banyak cemilan. Ibu bilang jangan terlalu banyak
makannya agar tidak mual di bus. Tadi sebelum pergi Ibu sudah memberikan antimo
kepada Fathi. Biasanya sebelum berangkat Ibu guru sudah ada yang menawarkan
antangin.
Saat
pulang ternyata Ibu sedang sakit jadi Ibu tidak berjualan di pasar. Tapi aneh
nya Ayah yang tidak ada. ‘Mungkin Ayah menggantikan Ibu bekerja’. Tapi sebenar
nya Ayah nya tidak berjualan di pasar. Kira-kira Ayah Fathi berjualan apa ya?
Setelah
menunggu Ayah sambil bermain, Akhirnya ayah datang juga. Ayah membawa Beberapa
kue yang terlihat enak. Fathi mencicipinya dan Fathi sangat suka kue nya.
Kira-kira dari mana ayah mendapatkannya? Pikir Fathi dalam hati. Ayah tertawa
kecil melihat anak nya yang terlihat sangat serius.
Fathi
dipanggil oleh adiknya, Farel. Dia minta diajarkan membuat pesawat kertas.
Fathi juga mengajarkan Farel cara membuat kapal kertas. Lalu mereka
memainkannya di atas koleksi lego yang sudah tersusun rapi. Mereka
bersenang-senang. Fathi telah melupakan hari yang membingungkan itu. Ayah
tersenyum melihat anak-anak nya bersenang-senang.
Hari-hari
telah berlalu tidak terasa besok lebaran. Fathi sangat senang puasanya
tdak ada yang bolong. Keesokan harinya,
pagi-pagi saat sedang bersiap silaturahmi, Farel memanggil Fathi.
“Cak tahun depan atu juga ma’u puasa
enuh ayak cacak”kata Farel yang belum lancar berbicara.
Fathi
sedang menahan tawa karena melihat adiknya yang menggemaskan. Ia tidak tega
menertawakan adiknya yang sedang bersemangat untuk puasa tahun depan. Hari itu
Fathi dan Farel mendapatkan THR yang sangat banyak. Uang Fathi dan Farel
ditabung, dan disisakan sedikit untuk membeli barang atau mainan. Saat sedang
menghitung uang THR, tiba-tiba Ayah muncul dan memberikan uang THR. Fathi
sangat senang bercampur dengan kaget. Dalam hati Fathi bertanya pada diri
sendiri. ‘Dapat dari mana ayah uang sebanyak ini? Biasanya ibu tidak
mendapatkan uang sebanyak ini dari pasar. Tapi mengapa Ayah mendapat kan lebih
dari biasanya. Apa yang sebenarnya Ayah jual? '.
Ayah
Fathi yang sudah mengenali Fathi tersenyum melihat Fathi yang kebingungan.
Ayahnya juga tersenyum melihat Farel, adik Fathi bersemangat menghitung uang
THR nya. Fathi menghitung uang THR nya secepat capung mandi, dan berlari ke
Teras secepat kumbang macan yang sedang lomba lari. Ternyata ia sedang
memanggil teman-teman detektf nya untuk menolongnya. Ya itu adalah Kenzo dan
dimas. Fathi memulai pembicaraan.
“Ada yang pernah kepasar dan melihat
ayahku?”
“Memangnya kenapa?”Kenzo malah balas
bertanya.
“Karena Ayahku menggantikan ibuku
berjualan. Dan uang yang didapat Ayahku lebih banyak dari pada ibuku.”
“Aku pernah melihat ayah mu! Tapi
aku tidak melihat nya dipasar. Ayahmu ada di dekat masjid. Aku buru-buru dan
tidak melihat ayahmu berjualan or tidak” Kata Dimas.
“Ada yang lain?” Tanya Fathi
“Aku!Aku diberi kue oleh Ayahmu
waktu selesai shalat di masjid.” Kata kenzo.
“Memangnya
waktu selesai shalat apa?” Tanya Fathi.
“Lupa
hehe..”
“Yah...
lupa padahal hampir ketahuan.”Keluh Fathi.
“Udahan
yuk? Sudah sore nih.”
Mereka
pulang sebelum mendapat kan jawaban musyawarah detektif.
Dirumah
Fathi.
“Ibu. Ibu sudah sehat?”Tanya Fathi
pada Ibu.
“Udah enakan.”Jawab Ibu.
“Ibu pinjam HP ya? Mau voice call
sama temen?”
“Boleh.”
Fathi : Assalamualaikum Mama
kenzo. Ini teman kenzo, Fathi. Mau musyawarah sama kenzo boleh?
Mama
kenzo : boleh.
Kenzo
: Waalaikum salam. Kenapa Thi?
Fathi
: Kamu dikasih kue sama ayah ku hari apa?
Kenzo
: Lupa heehe...
Fathi
: Iyalah lupa maen gaame... terus.
Kenzo
: Kok tahu?
Fathi
: Karena ada suara game nya. Malah itu pasti PS 4 kan?
Setelah
Fathi berbicara tadi, voice call nya langsung mati.
Saat
hari sabtu Fathi melihat ayahnya berjualan kue dekat masjid. Dan saat hari
berikutnya.
“Ayah
mau kue yang Ayah jual?”Tanya Fathi pada ayah.
“Kok
tahu ayah jual kue?” Ayah balas bertanya sambil memberian kuenya kepada Fathi.
“Rahasia
he..”