Rahasia Lemari Papa
Lia
bertanya-tanya pada dirinya sediri
“Mengapa Papa tak punya barang
barang di gudang? Padahal aku ingin memainkan barang Papa yang tidak
dipakai.”Gerutu Lia. Dia bertanya pada Papa.
“Pa, barang papa pada kemana? Memang
nya barang nya Papa makan? Bukankah Papa memiliki barang bekas yang sangat
banyak? Tapi yang ada hanya lemari bekas? udah gitu ada di kamar Papa bukan di
Gudang?.”Rengek Lia.
“Pa..pa..papa ngantuk nih Papa tidur
dulu ya? Hoam...”Papa berpura pura mengantuk. Dan langsung berlari kecil ke
kamar. Belum sempat Lia masuk kamar Papa tiba-tiba.
Gubrak...
“Aa... tikus.. eh ada cockroach...!”Pura-pura
Papa agar Lia tidak masuk kamar Papa.
Lalu cepat-cepat mengunci pintu. Mama dan Lia menatap pintu kamar Papa bengong.
Sudah berhari-hari Papa berteriak ada hewan yang dibenci Lia masuk kekamar
Papa. Dan itu juga hanya saat Lia ingin masuk kekamar Papa. Jika Lia tidak
masuk kamar Papa, Papa tidak berteriak seperti itu. Mama penasaran mengapa Papa
akhir-akhir ini sangat penakut?
“Pa... ambil saja kecoaknya pakai
tisu. “ Suruh Mama.
“Iya Papa.” Lia ikut-ikut.
“Tapi tisunya yang ada kecoaknya...!”
Alasan Papa.
“Ya sudah buka kuncinya dan ambil
tisu ini!”
“Tapi kaki Papa dikelilingi semut
dan kepala nya dikelilingi nyamuk! Alasan Papa semakin menjadi-jadi.
Mama
kehabisan akal. Tiba-tiba Lia berbisik pada bunda.
“Di jok motor Papa kan ada kunci
Kamar Papa yang lain?”Bisik Lia agak kencang.
Papa
mendengar perbisikan Lia dan Mama. Papa langsung mengumpulkan semut-semut,
nyamuk-nyamuk, dan satu kecoak yang mati dibawah lemari bekas nya. Tiba-tiba.
“Papa...!” Ucap Mama panik.
“Pas... Barang-barang dalam lemari
bekas sudah dimasukan dan di kunci. Dan kunci sudah di simpan.“ Ucap Papa dalam
hati.
Tiba-tiba
Lia sudah berada di depan lemari. Karena lemarinya bergetar Papa cepat-cepat
menahan pintu lemari tersebut.
“Sudah tidak ada apa-apa di sini
sudah keluar Papa belikan es krim dan jus jambu mau tidak?” Tanya Papa.
Lia
ingin menolak. Tap air liurnya sudah hampir menetes. Akhirnya ia cepat-cepat
mengangguk. Dalam hati Papa tertawa cekikikan melihat reasi anak nya.
“Sana beli es krim nya. Nanti Mama
yang buatkan jus jambu nya.” Suruh Mama to Papa.
Saat
pulang mereka memakan es rim nya dan meminum Jus jambu buatan ibu. Mama dan
Papa telah melupakan rahasia itu. Tapi tidak dengan Lia. Dia tida pernah lupa
kejadian yang dialami nya hampir setiap hari. Tapi saat di sekolah, lama-lama
ia tak tahan mengingat nya. Karena teman-teman nya mengeluarkan lelucon lucu.
Akhir nya Lia menyerah. Dia tidak ingin meninggalkan lelucon para teman nya.
Lia mendengarkan lelucon teman nya sambil memakan kripik pedas rasa seblak
Sunda kesukaan nya.
Bel
pulang sekolah berbunyi. semua anak termasuk Lia. Tapi ada satu orang yang
berbeda dari anak-anak yang lain. Ya! Dia adalah Lia. Lia masih saja memikirkan
”kenapa barang-barang Papa tidak ada di gudang dan hanya ada lemari? Udah gitu
lemarinya di kamar lagi?Terus kenapa aku tidak boleh membuka lemarinya? Bahan
melihat saja tidak dibolehkan? Pasti
didalam lemari Papa ada banyak kecoak, semut, dan nyamuk?” Pertanyaan pada dirinya sendiri semakin aneh-aneh.
Setelah beberapa lama melamun bus sekolah nya datang. Ia menaiki nya sambill
mengantri.
Sesampai
nya dirumah Lia berganti baju, makan, lalu mengurung diri di kamar. Karena
terlalu sibuk ia tak mempeduliikan teman-teman nya yang memanggil nya. Tahukah
kalian apa yang Lia lakukan? Ternyata Lia menemukan buku catatan nya dulu.
Waktu ia membukanya ada lembaran yang masih kosong. Oh iya.. isi buku catatan
nya adalah tempat curhat nya dulu jika ia tidak ingin curhat kepada Papa dan
Mama. Akhirnya Lia menulis curhat nya di dalam buku catatan itu:
Assalamu
alaikum teman curhat ku!
Sudah lama aku tidak menulis di sini.
Hari ini curhatan ku adalah tentang lemari Papa. Eh... sekalian jadi detektif
ah..he..he..
Pertama kenapa Papa jadi penakut?.
Kedua Bisa-bisanya ada semut, nyamuk, dan kecoak bekerja sama menghalangi Papa?
Atau munggkin ada simpanan nyamuk, semut, dan kecoak yang sudah mati?. Ketiga
kenapa aku tidak boleh membuka atau melihat lemari Papa?.
Tempat
pertama, Papa room.
Lia
memasuki kamar Papa yang kebetulan tidak dikunci. Lalu tiba-tiba Papa berteriak
ada kecoak, semut, nyamuk lagi. Lia tidak jadi masuk kamar Papa. Karena takut
diserang para pasukan serangga itu. Ia akhir nya menyudahi curhat pada buku
catatan nya. Lia memilih menonton televisi. Seketika teriakan Papa berhenti.
Lia tidak terlalu mempedulikan nya karena ia sedang sibuk melihat layar
televisi yang lebar. Saat di sekolah Lia menceritakan hal itu pada teman
sejatinya, Wira. Ternyata Wira Ayah nya memiliki kotak misterius juga.
“Ayah ku punya kotak yang tidak
boleh aku buka.” Kata Wira.
“ Eh.. nanti kalau rahasia nya sudah
terungkap beri tahu aku ya!” Ajak Lia penuh harap.
“ Tapi kamu juga har...”
“ Iya-iya” potong Lia agar tida
diomeli sahabat nya, Wira.
Suatu
pagi Lia melupakan lemari misterius itu. Ia sibuk dengan tugas kelompok nya
itu. Dia sibuk bercanda, bermain, dan mengerjakan tugas proyek. Sesampai nya di
rumah Lia penasaran.
“ Tumben Papa ada didalam kamar
Mama? Biasanya kan Mama yang ke kamar Papa?” Tanya Lia pada dirinya sendiri.
Tiba-tiba
Lia melihat Papa menarik tangan Mama ke kamar Papa. Papa yang melihat Lia
langsung mengunci pintu kamar nya. Sebenar nya Lia belum mengetahui apa isi
lemari Papa, tapi Mama sudah tahu. Barusan Papa mengasihtahu kan nya pada Mama.
Lia garuk-garuk kepala melihat aksi Papa dan Mama nya. Lia masuk ke kamar nya
dan membuka buku catatan nya. Melihat tulisan nya kemarin ia baru ingat ada
lemari misterius milik ayah nya. Ia pun menulis kembali curhatan nya:
Hai
teman detektif curhat ku. Aku masih penasaran dengan rahasia lemari Papa ku
itu. Sepertinya sekarang aku akan orang pertama adalah Mama.
Lia
masuk ke dalam kamar Mama. Lia menanyakan hal itu kepada Mama dan menanyakan
apa yang dilakukan Papa dan Mama di kamar Papa.
“ Ma kenapa tiba-tiba tadi Mama
ditarik Papa ke kamar Papa?” Tanya Lia dengan sopan. Tidak seperti detektif
dikartun atau film.
“ T..t..tadi Papa mau kasih barang
Mama yang hilang. Nih ada yang tidak dipakai Lia mau tidak?” Tanya Mama balik.
Tentu
saja Lia mau. Tapi Lia tidak Menerimanya untuk dimainkan tapi untuk di taruh di
gudang. Diam-diam Lia memasukan nya kedalam gudang. Lia menulis di buku catatan
nya lagi
Haduh lagi-lagi failed nih! Aku coba
lagi ah. Tapi sekarang ke kamar Papa. Kebetulan kamarnya tidak dikunci. Dan
tadi juga ada suara gubrak. Pasti di dalam sedang ada rahasia yang menarik.
Lia
berjalan perlahan sampai di depan pintu kamar Papa. Aaa... kecoak! Teriak Papa.
“ Yah... get caught. Padahal sudah
berjalan perlahan. “ Keluh Lia.
Tiba-tiba
ide muncul di kepala Lia. Ide itu adalah... tetap masuk walaupun Papa berteriak!.
Akhirnya
ia memberanikan diri masuk ke kamar Papa sebelum Papa mengunci pintu kamar.
Teriakan Papa semakin kencang. Lia juga bingung
“kenapa
Papa selalu tahu kalau aku ingin ke kamar Papa?” Tanya Lia dalam hati.
Akhirnya
Lia berhasil masuk ke kamar Papa. Lia kaget karena melihat ada barang-barang Papa spill out dari dalam
lemari lama Papa. Lia senang melihat itu. Tanpa menunggu apa-apa sebagian
yang tidak di sukai Lia ditaruh gudang. Dan sebagian yang disukai nya di
masukan kedalam kotak mainan nya yang hanya berisi setengah mainan. Jadi masih
muat. Lia bertanya kepada Papa
“ Pa kenapa setiap Lia mau masuk
kamar Papa Papa selalu tahu?” Tanya Lia pada Papa.
“ Papa kan pakai bola ramalan.” Tipu
Papa.
“ Papa pasang cctv di depan kamar.
Lalu Papa atur jika ada Pergerakkan, alarm akan bebunyi NIT.. NIT..!” Tiba-tiba
Mama ada di belakang Papa.
“ Pantas waktu itu ada sedikit suara
nit... ” Belum selesai bicara ternyata
sudah ada es krim di depan mata Lia. Akhirnya Lia capek karena memperotes Papa.
- T A M A T -
Be First to Post Comment !
Post a Comment