Tahfidz Khotmul Qur'an ke-6 2022 |
Saat itu, aku baru selesai menyetor hafalanku. Lalu guruku memberikan sebuah amplop yang harus dibuka saat sampai di rumah. Setelah guruku memberikan amplop itu dan keluar kelas, aku memasukkan amplop itu ke dalam ransel.
Sesampainya di rumah, aku memberikan amplop itu kepada bunda. Aku membuka amplop itu Bersama dengan bunda. Saat dibuka, ternyata isinya adalah surat yang memberitahu bahwa aku akan mengikuti IMTAS Qiraati. Dan akan ada rapat di sekolah. Saat itu aku berpikir hanya pelajaran Ghorib yang akan diuji saat IMTAS nanti. Selesai rapat, ayahku pulang dan memberikan kertas yang berisi pelajaran-pelajaran yang akan diujikan nanti. Dan ketika melihat isinya aku agak kaget, karena bukan Ghorib saja yang akan diujikan. Fashahah, Tartil, Tajwid, Surat Pendek, Doa Harian, praktik wudu, praktik shalat, itu semua juga akan diujikan. Di kertas itu juga tertulis kisi-kisi untuk latihan IMTAS, sehinga sebelum hari latihan pelajarannya bisa dipelajari dan dihafal lebih dulu.
Latihan IMTAS
Sebelum latihan hari pertama, aku sakit dan tidak bisa mengikuti latihan pertama. Setelah sekitar semingguan, aku mulai membaik. Hanya masih flu. Tapi, yang saat itu kondisinya lagi pandemi, aku tetap belum bisa mengikuti latihan ke-2 yang dilaksanakan offline. Ada 2 hari latihan dalam seminggu, yang pertama latihan untuk kelas atas, yang kedua untuk latihan kelas bawah. Nah, tepat keesokan harinya aku sudah tidak flu. Esoknya aku mengikuti latihan ke-2. Yang seharusnya aku mengikuti latihan kemarin lusa, karena sakit aku latihannya hari ini.
Awal-awal latihannya memang susah, nilaiku banyak atau malah semuanya nilainya nyangkut di nilai KKM, yaitu 60. Tapi lama-lama mulai terbiasa juga, nilaiku banyak yang naik: 65, 69,79, 80. Tapi walau begitu aku tetap mengulang dan mempelajari semuanya. Beberapa hari sebelum IMTAS yang sesungguhnya, kami diberikan kisi-kisi IMTAS. Sehingga nanti sudah siap dengan pertanyaan yang diberikan. Eits.. jangan salah, isi kisi-kisinya banyak, dan hanya beberapa dari kisi-kisi yang akan diuji. Mana yang akan diuji? Tidak tahu, karena nanti diberikan secara acak, sehingga semua yang ada di situ harus dihafal.
IMTAS Qiraati
Yang mengikuti IMTAS ada 20 orang, dari kelas 3 sampai kelas 5. IMTAS bukanlah kita yang memilih ingin mengikutinya atau tidak seperti mengikuti lomba, tetapi gurunya yang memilih siapa yang siap mengikutinya. Dikelasku hanya aku yang mengikuti IMTAS, sehingga aku tidak punya teman sekelas. Tetapi untungnya ada teman dari kelas sebelah yang kebetulan sekelompok pelajaran Al-Qur’an-nya.
Hari yang ditunggu-tunggu pun tiba, semua sudah siap berangkat menuju tempat ujian IMTAS. Sesampainya di sana, kami duduk di dalam sebuah ruangan. Aku dan pastinya teman-teman yang lain sudah membawa kisi-kisi IMTAS untuk di baca ulang saat berbaris nanti. Tapi ternyata, kata ustadz-nya tidak boleh membawa barang apa pun ke dalam ruangan IMTAS. Tas-nya ditaruh di ruangan ini saja.
Saat berbaris menunggu giliran memang rasanya deg-degan. Tetapi saat maju deg-degan itu hilang, kayak hilang seperempatnya gitu loh. Sedikit deg-degan, tetapi semuanya lancar. Setelah selesai kita dikasih makan hokben. Lalu tinggal menunggu waktu pulang (bagi yang di antar mobil sekolah).
Pulang dari IMTAS aku langsung mandi. Habis mandi, aku langsung tertidur di atas kasur yang udah pasti empuk. Padahal sebelumnya jarang tidur siang. Jadinya sekarang itu kayak lega banget gituh.
Beberapa hari setelah IMTAS, diajak makan di Recheese sama guru. Nah, ada yang cara makannya aneh: Celupin daging ayam ke minuman pink lava. Di situ juga banyak yang kepedesan karena makan pakai sambalnya. Selesai makan, kami boleh jalan-jalan dulu tuh, di dalam. Waktu mau pulang, ada yang iseng nih.. Di depan tangga itu di tutup-tutupin pakai papan. Habis itu nggak tahu sih yang diisengin bilang apa, karena aku udah di luar.
Pengumuman kelulusan
Pemberian penghargaan kepada para peserta lulus IMTAS
Hari ini adalah hari pengumuman IMTAS. Dari kemarin galau gara-gara takut pengumumannya diumumkan terbuka dan didengar peserta lain. Tapi Alhamdulillah ternyata pengumumannya pakai amplop. Dan bolehnya dibuka bersama orang tua di rumah.
Sesampainya di rumah, kata bunda & adik aku lulus IMTAS. “Masa?” kataku tidak percaya. Waktu dibuka amplopnya, Alhamdulillah, ternyata benar aku lulus IMTAS. Aku sangat lega melihatnya.
Terima kasih untuk guru-guru yang membantu saya sehingga saya bisa lulus IMTAS Qiraati ini.
Oh iya, aku belum bisa merasa sangat lega saat itu, karena setelah itu ada ujian, selesai ujian masih ada khotmul qur’an.
Khotmul Qur’an
Bagi yang lulus IMTAS & lulus sertifikasi juz, akan mengikuti khotmul qur’an. Menurutku Khotmul Qur’an lebih susah, karena di depan orang banyak ditanya satu persatu tentang materi IMTAS. Dan nggak ada kisi-kisinya. Jadi mau nggak mau harus hafalin lebih dari yang kisi-kisi.
Aku juga dimasukin ke latihan paduan suara. Jadi nanti di panggung juga nyanyi
lagu. Aku nggak pernah latihan nyanyi selain di sekolah, karena masih harus hafalin materi IMTAS lebih banyak. Tapi kalau lagu aku yakin sih mudah di hafal walau cuma di sekolah hehe.. Karena aku juga lulus sertifikasi juz, aku juga diikutkan Tahfidz, membaca salah satu surah yang aku hafal bersama peserta lain yang juga 1 juz denganku.
Jadi latihan Khotmul qur’annya itu lebih susah lagi. Mana waktunya mepet. Saking mepetnya, hari libur seminggu dipakai latihan full non stop. Rasanya jadi kayak nggak libur. Tapi itu semua terbayar saat aku sudah ada di atas panggung.
Semua pertanyaan yang aku jawab, benar semua, tidak ada yang salah. Alhamdulillah.
Itu sedikit cerita pengalamanku mengikuti IMTAS ya teman-teman.
Terima kasih,